-->

Pembuatan Batik Ecoprint yang Unik dan Ramah Lingkungan

Batik ecoprint merupakan salah satu terobosan dalam pembuatan batik karena memanfaatkan bahan-bahan yang terdapat di alam sekitar dan material kain yang terbuat dari serat alam (cellulose) dan serat protein.

Saat ini pembuatan kain batik ramah lingkungan dengan tehnik ecoprint tengah berkembang dalam masyarakat. Tidak seperti batik tulis atau cap yang pada tahap tertentu menggunakan bahan kimia, ecoprint menggunakan unsur – unsur alami tanpa bahan sintesis atau kimia. Zat warna berasal dari bagian tumbuh-tumbuhan seperti daun, kulit batang dan bunga. Daun yang dipakai dari jenis yang memiliki kandungan air sedikit serta bertanin atau berzat warna tinggi. 

 

PT PJB UBJOM PLTU Pacitan menjadikan batik ecoprint sebagai salah satu program CSR untuk memberdayakan masyarakat sekitar. Pada Rabu (16/12) diadakan pelatihan pembuatan ecoprint bagi sekitar 20 ibu-ibu PKK Desa Sumberejo, Kecamatan Sudimoro, Pacitan. Pelatihan diadakan di gedung serbaguna Sumberejo dengan trainer pengusaha sekaligus pendiri de’daunan Ecoprint Magetan, Tiwi Sukoco.
 
Sejumlah pejabat hadir dalam kesempatan tersebut, diantaranya Drs.Heru Sukresno MM selaku Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pacitan, Wawan Pujiatmoko selaku Camat Sudimoro, dan Kepala Desa Sumberejo, Agung Trisno Kuncoro.
 
Manajer Keuangan dan Administrasi PT PJB UBJOM PLTU Pacitan, Bayu Ian Kusuma berharap agar program CSR ecoprint dapat meningkatkan perekonomian yang berbasis pada masyarakat. 
 
“Harapannya program CSR ini dapat meningkatkan kapasitas atau produk unik yang berawal dari masyarakat. Mereka secara mandiri dapat mengembangkan hasil pelatihan ecoprint ini menjadi usaha masyarakat. Dan kedepannya bisa menjadi ciri khas yang unik dari Pacitan," kata Bayu.

Selama pelatihan para peserta diajari tehnik pembuatan ecoprint dan langsung melakukan praktek pembuatan batik ramah lingkungan tersebut. Diawali dari pengolahan kain atau mordanting dengan perendaman kain menggunakan air tawas selama tiga hari. Proses ini untuk mempertahankan warna bahan atau kain dan membuka pori-pori agar motif tercetak dengan sempurna.

Langkah selanjutnya berupa proses percetakan dengan cara merentangkan kain setengah basah dan menata aneka bahan yang dipilih hingga membentuk pola. Bahan itu bisa berupa daun, bunga, batang tumbuhan, atau tanaman liar lainnya. Kemudian kain digulung pada kayu dengan mempertahankan posisi daun dan bahan lainnya agar tidak bergeser, ikat kencang lalu kukus.

Waktu yang dibutuhkan dalam proses pengukusan pembuatan batik eco print yaitu dua jam, hal ini bertujuan agar warna dasar bahan keluar.

Setelah itu masuk tahapan oksidasi dengan waktu tiga hingga tujuh hari. Proses ini bertujuan agar kain bisa menyerap sempurna pola dan warna daun atau bahan lainnya yang dipakai. Proses pembuatan ecoprint memang cukup memakan waktu dan kesabaran. Namun hasilnya adalah sebuah kain yang unik dan tentunya ramah lingkungan.
 
sumber: facebook PT PJB

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel