Silaturahim Ke PLTU Tanjung Jati B Adara Relief International Dipercaya Menerima Donasi
07.10
Dalam sebuah seminar yang membahas
tentang masjid Al-Aqsha di Jakarta beberapa waktu yang lalu, salah
seorang narasumber asal Palestina mengemukakan bahwa dalam proses
replikasi mimbar Nuruddin Zanki dalam masjid Al-Aqsha yang dibakar
Israel tahun 1969, ternyata melibatkan lima orang pengukir kayu dari
Jepara, Indonesia. Adara Relief International sebagai LSM yang peduli
pada urusan Palestina langsung mencari tahu keberadaan warga Jepara yang
terlibat dalam proses replikasi yang membutuhkan waktu selama empat
tahun tersebut (2003-2007).
Dan pada Selasa 13 Juni 2017, Adara
berhasil menemui tiga dari lima orang yang terlibat. Mereka adalah Abdul
Mutholib (47), Zaenal Arifin (42) dan Ali Ridho (65), warga Desa Tegal
Sambi, kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara. Dua yang lainnya adalah
Sarmidi (53) dan Mustafid Dinul Azis (39).
“Merupakan kebahagiaan bagi kami disini
menerima kehadiran pengurus Adara. Ini adalah apresiasi pertama yang
kami terima dari sesama masyarakat Indonesia,” ucap haru Zaenal Arifin.
“Dalam proses pembuatan replikasi mimbar di Jordan selama empat tahun,
kami ditengok oleh para wakil pemerintahan negara-negara yang terlibat
dalam proses. Ada dari Turki, Jordan dan Aljazair. Kami selalu ditanya
oleh teman-teman dari dua negara itu dengan pertanyaan yang tidak bisa
kami jawab, mana wakil pemerintah Indonesia?,” kisah bapak tiga anak ini
mewakili dua rekannya.
Abdul Mutholib adalah pengukir yang
berkesempatan memasang potongan-potongan ukiran langsung di Masjid
Al-Aqsha. Selama sepuluh hari, bapak dua anak ini tinggal di lingkungan
masjid ketiga yang dianjurkan Nabi Muhammad untuk menjadi salah satu
tempat yang harus dikunjungi setelah masjid Al-Haram di Mekah dan masjid
Nabawi di Madinah. “Saya sangat senang dan bangga bisa terlibat dalam
proses replikasi mimbar Nuruddin Zanki ini, yang membuat saya bisa
langsung mendatangi dan salat di masjid Al-Aqsha,” tutur pria yang biasa
dipanggil Tholib ini.
“Ada kisah yang sedikit mendebarkan
ketika kami ditahan di perbatasan Jordan-Israel. Semua potongan-potongan
ukiran yang berjumlah 16.300 keping yang terbungkus rapi masing-masing
dalam kertas anti api dan diangkut dengan menggunakan enam mobil
pick-up, dibongkar satu persatu untuk alasan keamanan. Jadi, sebelum
dibungkus dan diangkut, pihak Israel sudah ikut mengawal sejak di Jordan
dengan memfoto satu persatu kepingan ukiran dan kembali membongkarnya
di perbatasan untuk mencocokkan kesamaan kepingan yang di Jordan dengan
yang ada di perbatasan. Bisa dibayangkan betapa melelahkan dan
merepotkan serta mendebarkan bagi kami proses tersebut,” papar ayah dua
anak ini.
Dalam kesempatan tersebut hadir pula
Kepala Desa Tegal Sambi, Agus Santoso. Dalam sambutannya, Agus
menyatakan baru tahu juga bahwa ada warganya yang pernah terlibat dalam
peristiwa bersejarah di Masjid Al-Aqsha. “Saya sebagai aparat pemerintah
merasa bangga. Saya akan mengusahakan untuk membawa dan memperkenalkan
empat warga saya ke Bupati Jepara. Semoga juga bisa diupayakan untuk
bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah,” janji Agus Santoso.
Di kesempatan yang sama, Ketua Adara
Relief International, Hj. Nurjanah Hulwani, S.Ag, M.E, menyatakan
kebanggaan dan keharuannya bisa bersilaturahim dengan tiga warga Jepara
yang membuatnya makin bersemangat untuk peduli Palestina dan masjid
Al-Aqsha. “Ini adalah pertemuan yang membahagiakan sekaligus mengharukan
bagi saya karena Bapak-bapak ini sudah kami cari sejak lama. Berkat
pertolongan Allah, kami bisa bersilaturahim dan mengambil inspirasinya.
Semoga kita umat Islam bisa segera salat di masjid Al-Aqsha dalam
kondisi Palestina merdeka seutuhnya. Disini Adara memberikan tanda kasih
untuk lima warga Jepara yang membanggakan ini,” ucap Nurjanah.
Selanjutnya Nurjanah menambahkan, setelah pertemuan ini, Adara akan
menyebarluaskan kabar gembira ini kepada masyarakat Indonesia atas kerja
mulia yang telah ditunaikan putera-putera Jepara dalam ketelibatannya
membuat mimbar Al-Aqsha yang membutuhkan waktu pengerjaan empat tahun di
Jordan dan 10 hari merangkainya di masjid Al-Aqsha. “Semoga kerja mulia
yang sudah diawali Pak Tholib dan kawan-kawan akan dilanjutkan
masyarakat Indonesia dalam bentuk doa dan donasi,” tambah Nurjanah.
Dalam kesempatan perjalanan yang sama,
Adara juga melakukan silaturahim ke PLTU Tanjung Jati B Desa Tubanan,
Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara. Dalam pertemuan tersebut, Adara
mendapat kepercayaan dari LAZIS PT PLN (Persero) Pembangkitan Tanjung Jati B, donasi sebesar Rp 25.000.000 untuk para guru mengaji di
Palestina. Bantuan disampaikan oleh Winarno, Manajer Energi Primer dan
K3L yang mewakili GM PLN Tanjung Jati.