PLN Peduli Dukung Pemberdayaan UMKM di Wisata Tani Betet
Tak hanya mengatasi permasalah lingkungan menjadi potensi wisata, PLN Peduli terus berupaya lakukan pemberdayaan UMKM, salah satunya UMKM sentra kuliner di kawasan Wisata Tani Betet. Sejak awal berdiri pada tahun 2017 hingga mendapat pendampingan dari PLN Peduli, jumlah pedagang di lokasi tersebut mengalami kenaikan yang signifikan. Tahun 2017 sebanyak 2 pedagang, 2018 sebanyak 10 orang, 2019 sebanyak 32 orang, dan pada tahun 2020 menjadi 64 orang.
Salah satu pedagang sentra kuliner, Kanti memaparkan, sebelum adanya pembangunan lapak di Wisata Tani Betet dan pelatihan UMKM, Ia hanya sebagai ibu rumah tangga dan suaminya petani. "Sekarang dengan berjualan di sentra kuliner WTB Saya dapat menambah penghasilan keluarga sekaligus senang bisa bersama-sama rekan yang lain memajukan Desa Betet,” ujarnya.
Senior Manager General Affairs PLN UID Jatim, A Rasyid Naja menyatakan pemberdayaan UMKM Wisata Tani Betet oleh PLN Peduli turut serta dalam mensejahterakan perekonomian para pedagang yang menjajakan dagangannya di area wisata ini. Dengan adanya program ini, para pedagang dapat mencukupi kebutuhan keluarga dengan lebih baik lagi. Terhitung omset pada Tahun 2019 dari pengelolaan Wisata Tani Betet mencapai 890.850.000 rupiah berasal dari pendapatan pengunjung dan pedagang yang dikembalikan lagi untuk pengembangan wisata dan kemajuan perekonomian masyarakat setempat.
“Omset yang saya dapat alhamdulillah harian bisa mencapai 200ribu pada hari biasa dan naik 100% kalau hari libur. Alhamdulillah lebih dari cukup untuk kebutuhan sehari-hari keluarga. Senang sekali dengan adanya Wisata Tani di sini, alhamdulillah banyak yang datang ke sini,” tutur Menik yang merupakan salah satu pedagang UMKM di Wisata Tani Betet.
Menurutnya, terdapat berbagai manfaat dari adanya pemberdayaan UMKM ini, salah satunya karena ia dapat membantu sang suami dalam mencari nafkah. Rekan Menik, Imel berharap agar nantinya tempat wisata ini semakin berkembang dan semakin banyak pengunjung yang datang.