-->

PLN UIK Tanjung Jati B Jepara Gelar Pelatihan Pengelolaan Kopi Desa Somosari


PLN kembali mendorong kemajuan UMKM dalam memberdayakan potensi sumber daya lokal. Kali ini, PLN Unit Induk Pembangkitan Tanjung Jati B menggelar pelatihan pembudidayaan dan pengolahan kopi untuk UMKM petani kopi di Desa Somosari, Batealit, baru-baru ini.

Desa Somosari merupakan salah satu desa di Kabupaten Jepara yang memiliki komoditas penghasil kopi mencapai 10 ton per tahun. Namun, hingga saat ini potensi tanaman kopi desa ini, baru 5 persen yang dikelola sendiri.

Petinggi Desa Somosari Ahmad Sidiq menjelaskan, jumlah petani kopi di Desa Somosari mencapai 45 orang dan tergabung dalam lima UMKM.

”Pada 2019 kami meraih juara II Lomba Cita Rasa Kopi pada Pameran Produk Unggulan Pertanian dan Peternakan se-Kabupaten Jepara dan juara II Lomba Cita Rasa Kopi pada Lomba Pertanian 2020. Terima kasih kepada PLN Peduli yang telah memberikan pelatihan ini. Kami juga berharap agar produk kopi Somosari bisa dikawal agar lebih meningkat lagi. Bisa keluar hingga tingkat nasional,” ungkapnya.

Senior Manajer Keuangan, Komunikasi, dan Umum PLN Unit Induk Pembangkitan Tanjung Jati B Apri Hartono Basuki mengatakan, selama ini kopi hasil panen dari Desa Somosari hanya langsung dijual gelondongan berupa biji kopi keluar daerah.

Sedangkan Desa Somosari juga punya beberapa titik potensi wisata alam. Sehingga peluang untuk mengembangkan pemanfaatan komoditas kopi melalui pengelolaan sendiri untuk disajikan sebagai minuman kopi lokal bagi para wisatawan. ”Ini berpotensi bagus untuk dikembangkan lebih lanjut,” katanya.

Dia menambahkan, pihaknya membantu memberikan pelatihan untuk meningkatkan value komoditas kopi dari hulu ke hilir. Tidak hanya dari sisi penjualan secara gelondongan biji kopi. Namun, juga kualitasnya sejak dari penanaman, perawatan, panen, pengolahan pascapanen, hingga penyajiannya nanti.

Program TJSL bertajuk ”Pelatihan Pengembangan Kapasitas Budidaya Tanaman Kopi Desa Somosari” ini, diikuti 25 petani kopi warga Desa Somosari. Dengan menghadirkan dua penyuluh dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) yang memberikan penataran, konseling, dan penjelasan mengenai konservasi lingkungan tanaman serta air untuk kehidupan dan perekonomian warga hingga rantai ekosistem lanjutannya.

Termasuk diberi pemahaman tentang seluk beluk teknik menanam kopi, agar hasilnya maksimal. Di antaranya, perlunya menanam tanaman lain di sekitar tanaman kopi yang akan berfungsi sebagai tanaman naungan bagi tanaman kopi tersebut, jarak antartanaman, pembuatan dan prinsip-prinsip penggunaan pupuk organik, serta cara-cara pengendalian dan penanganan organisme pengganggu tanaman kopi.

”Petani juga diajarkan praktik pembuatan pupuk organik Akal (alam kembali ke alam) dan praktik sambung tanaman kopi,” ujarnya.

Pada sesi terakhir dilangsungkan pelatihan oleh pemateri dari Java Legend Coffee Lab & Education dengan memberikan petunjuk-petunjuk dan pembelajaran tentang peningkatan mutu dan kualitas biji kopi pascapanen. Termasuk teknik meracik dan penyeduhan kopi yang baik. 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel