Laba PLN 2019 Naik Lebih Baik Dibanding Triwulan I Tahun Sebelumnya
09.13
PLN berhasil mencetak laba bersih sebesar 4,2 Triliun rupiah pada Triwulan I 2019 sebagai hasil dari berbagai upaya perseroan seperti pertumbuhan penjualan, peningkatan kinerja operasi dan keuangan, serta efisiensi operasi.
Perseroan pada triwulan I tahun 2019 mencapai realisasi kinerja yang lebih baik dibanding triwulan I tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari penjualan tenaga listrik yang meningkat sebesar 3.8 Triliun rupiah atau 6.11%, peningkatan ini ditopang oleh pertumbuhan pelanggan yang naik sebesar 3,8 juta pelanggan dengan daya terjual sebesar 3,04 Terra Watt hour (TWh) dari periode yang sama tahun lalu (year on year). Kenaikan konsumsi listrik ini didominasi oleh pertumbuhan pelanggan sektor bisnis yaitu sebesar 6,76% atau 10.613 GWh (Giga Watt Hour).
Selain pertumbuhan penjualan dan pelanggan, PLN juga berhasil meningkatkan kinerja operasi melalui penurunan biaya sewa pembangkit. Dengan beroperasi nya Gardu Induk (GI) khususnya di daerah Sumatera dan Kalimantan, PLN berhasil menghemat 667 Miliar rupiah dari efisiensi biaya sewa pembangkit. Selain dari biaya sewa, volume pemakaian BBM untuk pembangkit pun turun sebesar 98 ribu Kilo Liter (KL) dibandingkan pemakaian pada April 2018, harga rata-rata pun mengalami penurunan dari Rp. 11.058/liter menjadi Rp. 8.835/liter di Triwulan I 2019. Disamping itu, perseroan juga berhasil menurunkan biaya pemeliharaan sebesar 183 Miliar rupiah.
Membaiknya kinerja perusahaan juga ditopang oleh penguatan kurs mata uang rupiah dan penurunan harga ICP (Indonesian Crude Price).
"Peningkatan laba di triwulan I 2019 ini merupakan buah keringat para pegawai yang berhasil meningkatkan penjualan listrik, melakukan efisiensi di berbagai sektor, dan meningkatkan kinerja operasi sehingga selisih keuntungan sebelum pajak bisa meningkat hingga 10,6 triliun rupiah dari triwulan I tahun lalu." ungkap Plt. Direktur Utama PLN Djoko R. Abumanan.
PLN terus melakukan efisiensi pada komponen biaya operasi yang berada dalam kendali perusahaan, sehingga kondisi keuangan tetap terjaga. Dampak positif ini merupakan hasil dari berbagai upaya efisiensi seperti pengurangan konsumsi BBM, pengurangan biaya sewa beberapa pembangkit, peningkatan efisiensi operasi pembangkit sehingga konsumsi energi per kWh PLTU Batubara dapat ditekan, serta melakukan zonasi untuk menghemat ongkos transportasi batubara.